Selasa, 21 April 2015

Makalah Ikatan Kimia Atom




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia sekitar kita beserta  perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya tanpa mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet tiruan?
                   Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahannya.
                  Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative [atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.
         Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.Dimana,Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang stabil.Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau menangkap electron.Jika suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi susunan yang  stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain. Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut kaida octet.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang mendasari tulisan makalah ini adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan ikatan kimia?
2.      Apa yang dimaksud dengan ikatan ion dan ikatan kovalen?
3.      Apa saja jenis-jenis ikatan kimia?
4.      Bagaimanakah prinsip teori ikatan valensi dan teori orbital molekul?
5.      Apa yang dapat mempengaruhi bentuk suatu molekul?
6.      Mengapa hibridisasi dapat mempengaruhi bentuk suatu molekul?
7.      Bagaimana kepolaran dari suatu ikatan atom atau molekul?

C.     TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana terjadi ikatan kimia
2.      Untuk mempelajari berbagai jenis ikatan kimia
3.      Untuk mempelajari teori-teori ikatan kimia
4.      Untuk mengetahui bentuk molekul
5.      Untuk mengetahui kepolaran ikatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN IKATAN KIMIA
            Ikatan adalah sesuatu yang menghubungkan sesuatu hal dengan hal yang lain. Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut [1][1]:
1.       Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron).
2.      Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan.
3.      Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan.
Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel  berikut :

Unsur
No Atom
K
L
N
M
O
P
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
2
10
18
36
54
86
2
2
2
2
2
2

8
8
8
8
8


8
18
18
18



8
18
32




8
18





8

Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.[2][2]


B.JENIS-JENIS IKATAN KIMIA
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung  jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:[3][3]
1.      ikatan antar atom
a.       Ikatan ion = heteropolar
        Ikatan ionik adalah ikatan antara ion positif dan negatif, karena partikel yang muatannya berlawanan tarik menarik.[4][4]Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
       Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis.
Contoh pada pembentukan NaCl :[5][5]
Description: Pembentukan NaCl
Description: rm16
Pembentukan NaCl dengan lambang Lewis


Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
 a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
  b. Memiliki titik leleh yang tinggi
 c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit


b.      Ikatan kovalen = homopolar
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua buah atom. Ikatan Kovalen terjadi karena adanya valensi dari masing-masing atom. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam yang mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau nol. Seperti misalnya : H 2, CH 4, Cl 2, N 2, C 6 H 6, HCl dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dipergunakan bersama, maka ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi:
  1. Ikatan Kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron dan dilambangkan dengan satu garis ikatan.
  2. Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron. Ikatan kovalen yang melibatkan  2 pasang elektron disebut ikatan rangkap dua, danikatan kovalen yang melibatkan 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3.

a)      Pembentukan Ikatan Kovalen
Ikatan  kovalen  biasanya terjadi  antar  unsur  nonlogam  yakni antar unsur yang mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikata kovalen  juga  terbentuk  karena  proses  serah  terima  elektron  tidak mungkin   terjadi.   Hidrogen   klorida   merupakan   contoh   lazim pembentukan  ikatan  kovalen  dari  atom  hidrogen  dan  atom  klorin. Hidrogen   dan   klorin  merupakan   unsur   nonlogam   dengan  harga keelektronegatifan  masing-masing  2,1  dan  3,0.  Konfigurasi  elektron atom hidrogen dan atom klorin adalah
H          : 1
Cl         : 2        8   7
Berdasarkan aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan 1 elektron dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil golongan gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga keelektronegatifan yang  lebih  besar  dari  hidrogen  tetapi  hal  ini  tidak  serta  merta membuat klorin mampu menarik elektron hidrogen karena hidrogen juga   mempunyai   harga keelektronegatifan   yang   tidak   kecil. Konfigurasi   stabil   dapat   tercapai   dengan   pemakaian   elektron bersama.    Atom hidrogen dan atom klorin    masing-masing menyumbangkan satu elektron untuk membentuk pasangan elektron milik bersama.
Description: Pembentukan HCl

Pembentukan HCl
b)      Pembagian ikatan kovalen

                    i.            Ikatan Kovalen Polar
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap pasangan elektron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Atau dengan kata lain ikatan kovalen terjadi jika pasangan elektron terikat tertarik lebih kuat ke salah satu atom, dimana momen dipolnya besar dari nol.
Description: E:\ikatan-kimia.cat3087_files\sahri_kov1.jpg
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif.
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki "momen dipol" sebesar:
T = n . l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l  = jarak antara kedua inti atom
Diantara beberapa contoh ikatan kovalen polar: HCl, N2O, NH3, HCN.
                  ii.            Ikatan Kovalen non Polar
Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Contoh:
Description: E:\ikatan-kimia.cat3087_files\sahri_kov2.jpg
kedua atom H mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Description: E:\ikatan-kimia.cat3087_files\sahri_kov3.jpg
Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit.
Ikatan kovalen non polar terjadi jika pasanagan elektron terikat tertarik sama kuat ke semua atom, berarti momen dipolnya nol
Contoh lain adalah senyawa CO 2, O 2, Br 2 dan lain-lain.

                iii.            Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh salah satu atom saja. Atau dengan kata lain yang lebih sederhana, Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang membentuknya. Sehingga dalam suatu ikatan Kovalen koordinasi terdapat satu atom pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai penerimanya.
Syarat-syarat pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara lain adalah:
  1. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
  2. Atom yang lainnya memiliki orbital kosong

Misalnya dalam ion Hidronium (H3O+), ikatan H+ dengan O adalah ikatan koordinasi dan ikatan O – H yang lain adalah kovalen. Sifat ketiga ikatan O – H itu sama, yang berbeda hanya cara terbentuknya. Demikian juga dalam ion Amonium (NH4+), keempay ikatan N – H sama sifatnya antara yang koordinasi dengan yang lainnya.

c.        Ikatan Logam
            Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.




2.             Ikatan Antara Molekul

a.         Ikatan Hidrogen
          Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
         Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
         Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.

b.           . Ikatan van der walls
           
              Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.


Teori Ikatan Valensi
                         
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa postulat dasarnya, sebagai berikut:
  1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak berpasangan pada atom-atom.
  2. Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
  3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
  4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
  5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
  6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.

Ke enam postulat dasar di atas disimpulkan dari sejumlah penelitian terhadap pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen berdasarkan persamaan fungsi gelombang elektron pada masing-masing orbital yang berikatan.
Teori Orbital Molekul
            Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa  memberikan deskripsi yang lebih tepat pada spektrokopi, ionisasi, dan sifat-sifat magnetik molekul  (Wikipedia, 2010). Teori orbital molekul (OM) menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan (lischerb, 2009). Konstruksi orbital molekul dari orbital atom, ibagian dalam pembentukan molekul. Separuh dari orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital atom. Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (anti bonding). Elektron yang tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut elektron tidak berikatan (nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang dimiliki atom-atom yang terpisah. Energi –energi relatif dari setiap jenis orbital secara umum terlihat pada gambar 2 berikut ini (Dogra, 1990):

http://3.bp.blogspot.com/-dyFJlI8TXmA/TuSAwMN_etI/AAAAAAAAAIY/d4vHRWILlO4/s1600/orbital.png

Gambar 2. Kombinasi orbital atom yang membentuk orbital atom

Orbital atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus memenuhi persyaratan sebgai berikut:
1.      Orbital atom yang membentuk orbital molekulm harus mempunyai energi yang dapat dibandingkan.
2.      Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan sebanyak mungkin..
3.      Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu molekul.
Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan (lihat gambar 3).


http://2.bp.blogspot.com/-QLiWh41ELRo/TuSAthvHXEI/AAAAAAAAAII/_szj29wC6-E/s1600/orbital+bonding+dan+non+bonding.png
 
Gambar 3. Bentuk orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom


Bentuk Molekul
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.
Bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini bentuk geometri dari beberapa molekul.
Description: http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2011/12/image12.jpg
Bentuk geometri dari beberapa molekul sederhana
Bentuk geometri dari beberapa molekul sederhana
Kita dapat menentukan bentuk molekul dari hasil percobaan maupun dengan cara meramalkan bentuk molekul melalui pemahaman struktur elektron dalam molekul. Pada subbab ini, kita akan membahas cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusatnya.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s - s relatif lemah.
Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p" terkonsentrasi pada arah tertentu[6][6].

Model Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR)
VESPR singkatan dari valance shell elektron pair repulsion. Dalam molekul atau ion atom pusat dikelilingi oleh pasangan elektron (ikatan pasangan dan pasangan sendiri). Pasangan elektron saling tolak-menolak. Untuk meminimalkan tolakan pasangan elektron ini tetap terpisah sejauh mungkin. Hasil ini menjadi pengaturan geometris tertentu pasangan Elektron sekitar atom pusat yang mengarah ke struktur yang pasti[7][7].
Model ini didasari gagasan sederhana bahwa elektron-elektron disekeliling atom pusat X akan membentuk pasangan dan pasangan-pasangan tersebut akan cenderung sejauh mungkin saling berjauhan agar tolakan elektrostatik sesamanya sekecil-kecilnya[8][8]. Gambar 1.1





Description: http://2.bp.blogspot.com/_Wq8MvYVfPho/SzGgWHwOxhI/AAAAAAAAAgs/L9ubEaKE6Ik/s400/bentuk+molekul.gif











Gambar 1.1
Pasangan Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB), sehingga kekuatan tolakan antara PEI vs PEI< PEI vsPEB < PEB vs PEB.


http://4.bp.blogspot.com/_f4CIymsvRjY/THze8BTN3-I/AAAAAAAAAQ8/Ywddacy5GB0/s1600/Untitled-1.jpg



Dari Tabel tabel diatas dapat dijelaskan bahwa apabila dalam membentuk ikatan terdapat 2 pasang elektron, maka bentuk molekul yang stabil adalah linear, hal ini karena pada molekul tersebut tolakan minimum terjadi pada sudut 1800. Sedangkan apabila terdapat 3 pasang elektron tolakan minimum terjadi apabila  sudut ikatan yang dibentuk adalah 1200, atau dengan kata lain bentuk molekul yang terbentuk adalah segitiga. Untuk menggambarkan bentuk molekul tersebut gunakan malam dan lidi atau atau jarum pentol (yg berwarna). Bentuk linear dibentuk dengan cara buatlah bentuk bola dan ambilah 2 jarum. Tancapkan jarum pada bola yang terbuat dari malam, apbila ada 2 pasang maka bentuk yang stabil adalah linear[9][9]. 
http://4.bp.blogspot.com/_f4CIymsvRjY/THzdj2zu7NI/AAAAAAAAAP8/1QelvYBc_gw/s1600/Untitled-2.jpg

Jika terdapat 3 pasang elektron ikatan maka ambilah 3 jarum dan bentuk molekul yang stabil   adalah segitiga sama sisi. 
http://4.bp.blogspot.com/_f4CIymsvRjY/THzdmWbwpXI/AAAAAAAAAQE/xFiyFaumD2I/s1600/Untitled-3.jpg
Untuk molekul yang terbentuk dengan 4 pasang elektron, bentuk molekul yang terbentuk adalah tetrahedral, hal ini karena apabila pada 3 pasang elektron bentuknya adalah segitiga, dan apabila terdapat 1 pasang lagi ditambahkan, 1 pasang elektron tersebut akan masuk dari atas atau bawah sehingga membentuk tetrahedral dengan susut ikatan 109,50. Dengan bentuk tetrahedral ini tolakan yang kan terjadi pada molekul akan minimum. Hal ini ditampilkan pada dalam gambar berikut ini
http://1.bp.blogspot.com/_f4CIymsvRjY/THzdpw4nCzI/AAAAAAAAAQM/NpH1Wuk1RL8/s1600/Untitled-4.jpg
 
Pada pembentukan molekul dengan 5 pasang maka bentuk tetrahedral (4 pasang elektron) ditambahkan 1 pasang elektron dari arah atas atau bawah sehingga akan terbentuk trigonal bipiramida (tolakan anatar pasangan elektron mimimum), begitipula untuk pembentuka molekul dengan 6 pasang dapat dijelaskan dengan bentuk trigonal bipiramida (5 pasang elektron) ditambah dengan  pasang elektron dari arah (sumbu) horisontal sehingga akan membentuk oktahedral(tolakan pasanga elektron miminum)
http://4.bp.blogspot.com/_f4CIymsvRjY/THzdsmY_T8I/AAAAAAAAAQU/sNQY9mUVL9c/s1600/Untitled-5.jpg
Pengaruh PEB dapat dijelaskan  sebagi berikut : 




Bandingkan Bentuk Molekul CH4 ,  NH3  dan  H2O
·           Bentuk Molekul CH4
Atom Pusatnya adalah atom C
Elektron Valensi dari C                       = 4
Ada 4 x 1 elektron dari atom  H          = 4
Jumlah                                                     8 elektron
PEI  = 4, PEB = 0, sehingga pasangan elektron = 4
Bentuk dasar         : Tetrahedral
Bentuk Molekul    : Tetrahedral
·           Bentuk Molekul NH3
Atom Pusatnya adalah atom N
Elektron Valensi dari N                     = 5
Ada 3 x 1 elektron dari atom  H        = 3
Jumlah                                                  8 elektron
PEI  = 3, PEB = 1, sehingga pasangan elektron = 4
B                         bentuk dasar : Tetrahedral, karena ada 1 PEB sehingga ada satu ikatan yang tidak terlihat (imajiner), sehingga  : 
Bentuk Molekul : Segitiga piramidal
·           Bentuk Molekul H2O
Atom Pusatnya adalah atom O
Elektron Valensi dari O                  = 6
Ada 3 x 1 elektron dari atom  H     = 2
Jumlah                                                 8 elektron
PEI  = 2, PEB = 2, sehingga pasangan elektron = 4
Bentuk dasar : Tetrahedral, karena ada 2 PEB sehingga ada dua ikatan yang tidak terlihat (imajiner), sehingga 
Bentuk Molekul : Bentuk V
Dengan demikian bentuk molekul dari H2O bukan linear tetapi bentuk V karena bentuk dasar dari pembentukan H2O adalah tetrahedral, karena ada 2 PEB yang menyebabkan 2 ikatan tidak terlihat (pada tetrahedral ada 4 ikatan), maka bentuk molekul dari H­2O adalah bentuk V.

Klasifikasi ikatan
Ikatan yang menggunakan pasangan elektron untuk mengikat atom A dan B disebut ikatan kovalen, dan ditulis sebagai A-B atau A:B. Karena ada dua pasang elektron yang terlibat dalam ikatan ganda dan tiga pasang di ikatan rangkap tiga; ikatan-katan itu ditandai berturut-turut dengan A=B, A≡B atau A::B, A:::B. Ikatan kovalen sangat sederhana, namun merupakan konsep yang sangat bermanfaat. Konsep ini diusulkan oleh G. N. Lewis di awal abad 20 dan representasinya disebut struktur Lewis. Pasangan elektron yang tidak digunakan bersama disebut pasangan elektron bebas, dan disimbolkan dengan pasangan titik, seperti A:[10][10].
Faktor geometri yang menentukan ikatan dan struktur
Dua parameter, jari-jari dan kekuatan menarik elektron atom atau ion menentukan ikatan,
struktur, dan reaksi zat elementer dan senyawa. Banyak usaha telah didedikasikan untuk mendapatkan nilai numerik dua faktor yang dapat diterapkan untuk semua material. Diharapkan sifat kimia senyawa yang diketahui, dan material baru yang kini belum ada dapat diprediksi dengan kombinasi nilai numerik yang cocok.
a.       Jari-jari elektron
Kerapatan elektron dalam atom secara perlahan akan menuju, tetapi tidak pernah mencapai nol ketika jarak dari inti meningkat. Oleh karena itu, secara ketat dapat dinyatakan bahwa jari-jari atom atau ion tidak dapat ditentukan.
b.      Entalpi kisi
Walaupun kestabilan kristal dalam suhu dan tekanan tetap bergantung pada perubahan energi
bebas Gibbs pembentukan kristal dari ion-ion penyusunnya, kestabilan suatu kristal ditentukan
sebagian besar oleh perubahan entalpinya saja. Hal ini disebabkan oleh sangat eksotermnya
pembentukan kisi, dan suku entropinya sangat kecil Entalpi kisi, ΔHL, didefinisikan sebagai perubahan entalpi standar reaksi dekomposisi kristal ionik menjadi ion-ion gasnya (s adalah solid, g adalah gas and L adalah kisi (lattice)).
c.       Tetapan Madelung
Energi potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A dan B
adalah penjumlahan energi potensial Coulomb interaksi ion individual, Vab. Karena lokasi ion-ion
dalam kisi kristal ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung dengan menentukan jarak antar ion d. A adalah tetapan Madelung yang khas untuk tiap struktur kristal.
















BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui ikatan ion,iktan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan sebagainya. Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini adalah bahwa bila 2 atom membentuk ikatan kovalen, orbital paling luar salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di daerah di mana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka dapat dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang terbentuk dari ikatan valensi tersebut.

B.SARAN
            Makalah ini masih banyak kekurangannya,baik segi penulisan dan isi makalah.Oleh sebab itu penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pemba













Minggu, 12 April 2015

SAP KKP/KKN MMD 1

SAP  MMD I
PENGENALAN  MAHASISWA

TOPIK             : Pengenalan mahasiswa
Subtopic          : Pengenalan mahasiswa dengan perangkat  desa dan warga desa
Sasaran            : Pada  perangkat desa dan warga desa
Tempat            : Rumah Kepala Desa Wonua
Hari/tanggal    : 02 Maret 2015
Waktu             : 19:30 sampai selesai
Tujuan umum  : Mengenalkan mahasiswa KKP  pada perangkat desa dangan warga desa.

I.       Pelaksanaan

NO
KEGIATAN
PENYULUHAN
PESERTA
1
Pembukaan
Ø Mengucapkan salam
Ø Memperkenalkan diri moderator
Ø Sambutan kepala desa
Ø Sambutan Kordes
Ø Menjawab salam
Ø Menyimak
2
Puncak kegiatan
Ø Memperkenalkan diri masing-masing mahasiswa KKP
Ø Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan KKP tahun 2015
Ø Mengevaluasi kembali hasil KKP tahun 2014
Ø Menyimak

 
3
Penutup
Ø Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
Ø Menjawab pertanyaan
Ø Mengucapkan terima kasih
Ø Salam penutup.
Ø Memberikan pertanyaan
Ø Menyimak jawaban
Ø Menjawab salam

II.    Media
-          LCD
III. Metode
·         Ceramah
·         Diskusi
IV. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
·      SAP sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
·      Alat dan tempat siap
·      Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian peran.
·      Pemateri dan  peserta siap
2.  Evaluasi proses.
·      Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
·      Peserta mau dan bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan
·      Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi hasil
·       peserta mengikuti kegiatan MMD1