Selasa, 21 April 2015

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PASIEN TBC

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PASIEN TBC

A.  Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit (Silvia A Price, 2005).
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius,  yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama   Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh  Mycobacterium  tuberculosis  yaitu  suatu  bakteri  yang  tahan  asam (Suriadi, 2001).
Dari  beberapa  pengertian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa Tuberculosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis suatu basil yang tahan asam yang menyerang parenkim paru atau bagian lain dari tubuh manusia.
Klasifikasi Tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberculosis
3. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :



a.  TB paru tersangka yang diobati ( sputum BTA negatif, tapi tanda – tanda lain positif )TB paru tersangka yang tidak dapat diobati ( sputum BTA negatif dan tanda – tanda lain meragukan )

B.    Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Penafasan




Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi  ronggdada,  terletak  di  sebelah  kanan  dan  kiri  dan  di  tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak diantara kedua lapisan pleura. Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diafragma, sedangkan pleura viseralis  melapisi paru-paru.  Antara kedua   pleur ini   terdapa ruan yang   disebut   spasium   pleur yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura. Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus. Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini



dikelilingi  oleh  jaringan  ikat  yang  memiliki  arteri,  limfotik  dan  syaraf. Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus.
Bronkiolus membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas.  Bronkus  dan  bronkiolus  juga  dilapisi  sel-sel  yang  permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru-paru menuju laring. Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting (Smeltzer & Bare, 2002).



C.    Etiologi
Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh micobacterium tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dafisik.  Penyebaran  mycobacterium  tuberculosis  yaitu  melalui  droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes RI, 2002).

D.    Patofisiologi
Tempat masuk kuman mycobacterium adalah saluran pernafasan, infeksi  tuberculosis  terjadi  melalui  (airborn)  yaitu melalui  instalasi  dropet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mempunyai permukaan alveolis biasanya diinstalasi sebagai suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruangan alveolus biasanya di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan, leukosit polimortonuklear pada tempat tersebut dan memfagosit namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama masa leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan



mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang  biak,  dalam  sel  basil  juga  menyebar  melalui  gestasi  bening reginal. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit, nekrosis bagian sentral lesi yang memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-lesi nekrosis kaseora dan jaringan granulasi di sekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan fibrosis menimbulkan respon berbeda, jaringan granulasi menjadi lebih fibrasi membentuk jaringan parut akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus gholi dengan gabungan terserangnya  kelenjar  getah  beninregional  dari  lesi  primer  dinamakan komplet ghon dengan mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam bronkus dengan menimbulkan kapiler materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitis akan masuk ke dalam percabangan keobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus.
Kavitis untuk kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dengan meninggalkan jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus rongga. Bahan perkijaan dapat mengontrol sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga akvitasi penuh dengan bahan perkijuan



dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi limpal peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfo hematogen yang biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi apabila fokus nekrotik  merusak  pembuluh  darah  sehingga  banyak  organismmasuk  ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh (Price & Wilson,
2005)

E.    Manifestasi Klinik
            Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam
(2006) dapat bermacam-macam antara lain :
1.   Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat dipengaruhi  oleh  daya  tahan  tubuh  pasien  dan  beraringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2.   Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk  radangSifat  batuk  dimulai  dari  batuk  kering (non produktif) Keadaa setela timbul   peradanga menjadi   produktif



(menghasilkan sputum  atau dahak).  Keadaan  yang lanjut berupa batuk darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
3.  Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafa aka ditemuka pada   penyakit   yan suda lanjut   dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.
4.  Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang ditemukan.
5.  Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang timbul secara tidak teratur.

F.    Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok – kelompok populasi tertentu misalnya : karyawan rumah sakit, siswa – siswi pesantren.



c. Vaksinasi BCG
d. Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 – 12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.
e. Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis kepada masyarakat.
2. Pengobatan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agen kemoterapi ( agen antituberkulosis ) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi garis depan digunakan adalah Isoniasid ( INH ), Rifampisin ( RIF ), Streptomisin ( SM ), Etambutol ( EMB ), dan Pirazinamid ( PZA ). Kapremiosin, kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin, dan siklisin merupakan obat – obat baris kedua (Smeltzer & Bare, 2001).

G.    Komplikasi
Menurut Suriadi (2006) kompliki dari TB Paru antara lain :
1.  Meningitisas
2.  Spondilitis
3.  Pleuritis
4.  Bronkopneumoni
5.  Atelektasi



H.    Pengkajian Fokus
Pengkajian tergantung pada tahap penyakit dan derajat yang terkena
1.   Aktivitas atau istirahat
Gejala        :   kelelahan  umum  dan  kelemahan,  mimpi  buruk,  nafas pende karen kerja kesulita tidur   pada   mala hari, menggigil atau berkeringat.
Tanda        :   takikardia.  takipnea/dispnea  pada  kerja,  kelelahan  otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut).
2.    Integritas EGO
Gejala         adany faktor   stress   lama,   masalah   keuangan   rumah, perasaan tidak berdaya/tidak ada harapan. Populasi budaya/etnik,  missal  orang  Amerika  asli  atau  imigran  dari Asia Tenggara/benua lain.
Tanda        :   menyangka (khususny selam taha dini)   ansietas ketakutan, mudah terangsang.
3.   Makanan/cairan
Gejala    kehilangan nafsu   makan.   tida dapa mencerna penurunan berat badan.
Tanda        :   turgor   kulit   buruk,   kering/kulit   bersisik,   kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
4.   Nyeri atau kenyamanan
Gejala         nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda         berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah



5.   Pernafasan
Gejala        :   batuk produktif atau tidak produktif, nafas pendek, riwayat tuberculosis terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda         peningkatan   frekuensi   pernafasan   (penyakit   luas   atau fibrosis parenkim paru pleura) pengembangan pernafasan tidak simetri (effuse pleura) perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural bunyi nafas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral efusi pleural/pneumotorak) bunyi nafas tubuler dan bisikan pectoral di atas lesi luas, krekels tercabut di atas aspek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekes posttussic) karakteristik  sputum:  hijau,  puluren,  muloid  kuning  atau bercak darah deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
6.   Keamanan
Gejala         adanya kondisi penekanan imun. contoh: AIDS, kanker. Tes
111V positif.
Tanda         demam rendah atau sedikit panas akut.
7.   Interaksi sosial
Gejala      : perasaan  isolasi/penolakan  karena  penyakit  menular, perubahan  bisa  dalam  tanggungjawab/perubahan  kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.









I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien tuberculosis paru yaitu:
a.Kultur sputum: positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap akhir penyakit.
b.Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat.
c. Tes kulit (mantoux, potongan vollmer): reaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d Elisa/Wostern Blot: dapat menyatakan adanya HIV.
e.Foto thorak: dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas simpangan kalsium lesi sembuh primer atau effuse cairan.
f. Histologi atau kultur jaringa paru: positif untuk mycobacterium tuberculosis,
g. Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granulana Tb, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis,
h.Nektrolit:  dapat  tidak  normal  tergantung  pada  lokasi  dan  beratnya infeksi.
i. GDA: dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
j.Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total



J.  Diagnosa Keperawatan

1.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan upaya batuk buruk
2.   Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan kekurangan upaya batuk
3.   Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru. Kerusakan membran di alveolar, kapiler, sekret kevtal dan tebal
4.   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan
5.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
6.   Gangguan pada istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas
8. Kurang  pengetahuan  mengenai  kondisi  aturan  tindakan  dan pencegahan  berhubungan  dengan  jalan  interpretasi  inibrasi, keterbatasan kognitif
9.   Resiko   tinggi   infeksi   terhada penyebaran   berhubunga dengan pertahan primer adekuat, kerusakan jaringan penakanan proses inflamasi,malnutri


Kuisener keperawatan keluarga
Prodi si keperawatan stik Avicenna

1.      pengkajian

A.    Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga

1.      Data Umum

a.       Nama Kepala Keluarga : Ny. S

b.      Alamat                          : Desa Wonua, Dusun 1, Rt 1

c.       Usia                               : 76 Thn

d.      Pekerjaan                       : Tani

e.       Pendidikan                    :

f.       Komposisi                     :

No
Nama
Anggota
Keluarga
Hub.
Keluarga
L/
P
Umur
(Th)
Pendi-dikan
Agama
pekerjaan
Imuni-sasi
Kead.kesehata
KB
1
Ny.S
Ibu
P
53
SD
Islam
Tani
-
Kurang sehat
  -

1)      Tipe keluarga
Keluarga Ny. S adalah single parent
2)      Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan Keluarga Keluarga Ny. S termasuk dalam tahap lansia
3)      Tugas keluarga yang belum terpenuhi
Ny.s sudah memenuhi tugas keluarga Pengkajian biologis


a)      Keadaan kesehatan
Semua anggota keluarga keadaan kesehatannya baik kecuali Keluarga Ny. S
b)      Kebersihan keluarga
bersih
c)      Penyakit yang sering di derita
Tidak ada anggota keluarga yang sering sakit
d)     Penyakit kronis/menular
Tbc
e)      Kecacatan anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kecacatan
f)       Pola makan
3 kali sehari
g)      Pola istirahat
(1)   Siang satu kali sehari
(2)   Malam cukup
h)      Reproduksi/akseptor
Ny. S tidak  Memakai alat kontrasepsi
i)        Koping keluarga
Koping keluarga Ny. S baik
j)        Kebiasaan buruk
Keluarga Ny. S tidak mempunyai kebiasaan buruk
k)      Rekreasi
Keluarga Ny. S jarang melakukan rekreasi
l)        Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ny. S memiliki komunikasi keluarga yang baik
m)    Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan di dalam keluarga Ny. S adalah Ny. S sendiri
n)      Peran informal
Keluarga Ny. S Jadi kepala keluarga
4)      Sosial ekonomi keluarga
a)      Hubungan dengan orang lain
baik
b)      Kegiatan organisasi sosial
Tidak ada
c)      Keadaan ekonomi
Keluarga Ny. S memiliki keadaan ekonomi cukup
5)      Spiritual kultural keluarga
a)      Ketaatan ibadah
Keluarga Ny. S memiliki ketaatan ibadah baik
b)      Keyakinan tentang kesehatan
baik
c)      Nilai dan norma
Di jawa
d)     Adat yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada
6)      Lingkungan rumah
a)      Kebersihan  dan kerapihan
Keluarga Ny. S memiliki lingkungan rumah bersih
b)      Penerangan
1)      Pagi hari cukup
2)      Pada siang hari cukup
3)      Pada malam hari cukup
c)      Ventilasi
-cukup
d)     Jamban
-ada
e)      Sumber air minum
-dari sumur gali
f)       Pemanfaatan Halaman
-ada
g)      Pembuangan Air Kotor
-ada
h)      Pembuangan sampah
-ada
i)        Sumber air pencemaran
-tidak ada
j)        Tipe rumah
-Semi Permanen
k)      Status kepemilikan
-Milik sendiri











a.      Pengkajian Keluarga
No
DATA
NY. S
1
2
3
1
Keadaan umum:
-   Penampilan
-   BB
-   TB

- Rapi
- 38 Kg
- 140 Cm
2
TTV
-    Nadi
-    Respirasi
-    Suhu
-    TD

- 84 ×/menit
- 16
- 36,6˚c
- 130/80
MmHg
3
Kepala:
-     Bentuk
-     Rambut
-     Kulit kepala

-   Bulat
-   Bersih
-   Bersih
4
Mata:
-    Sclera
-    Konjung-tiva
-    Palpebra
-    Fungsi

-  normal
-  Merah muda
-  Normal
-  Normal


5
Telinga:
-    Bentuk
-    Keadaan
-    Fungsi

- normal
- baik
- normal
6
Hidung
-     bentuk
-     keadaan
-     fungsi

- normal
- baik
-    normal
7
Mulut :
-     gigi
-     fungsi menelan

-   utuh
-   baik

8
Leher
-    peningkatan
JVP

- Tidak ada
9
Dada:
-     bentuk
-     nyeri tekan

-    simetris
-    tidak ada
11
Ekstremitas
-                             Oedema
-    Kotrak-tur

-    Tidak ada
-    Tidak ada
12
Integumen:
-     Turgor
-     Keadaan
-     Kuku

-      Elastis
-      Normal

b.      Status kesehatan individu
1)      Catatan Status Kesehatan Individu
Puskesmas             :
Nama                     : Ny. S
Jenis Kelamin        : Perempuan
Umur                     : 76 tahun
Agama                   : Islam
Suku/Bangsa         : Jawa/Indonesia
pekerjaan               : Petani
Alamat                  : Desa wonua dusun 1, Rt 1
2)      Alasan ke Puskesmas : Batuk Disertai Darah
3)      Riwayat kesehatan
a)      Masalah kesehatan yang perna di alami
Ny. S mengatakan tidak pernah mengalami masalah kesehatan
b)      Masalah kesehatan sekarang
Ny. S mengatakan sakit yang dialaminya sekarang adalah Tbc
c)      Masalah kesehatan masa lalu
Ny.S mengatakan masalah kesehatan yang lalu adalah Batuk - Batuk
d)     Masalah kesehatan keluarga (turunan)
Ny.S mengatakan tidak ada kesehatan keluarga atau masalah kesehatan turunan
4)      Kebiasaan sehari-hari
a)      Biologis
(1)   Pola Makan
(a)    Frekuensi        : 3 × sehari
(b)   Jenis                : Nasi, sayur,ikan, Tempe, Tahu
(c)    Porsi                : 1 porsi
(2)   Pola minum
(a)    Frekuensi        : 2 gelas
(b)   Jenis                : Air putih
(3)   Pola Tidur
(a)    Siang                : Ny. S mengatakan jarang tidur siang
(b)   Malam             : Ny. S mengatakan jam 10 malam tidur
(4)   Pola eleminasi
(a)    BAK                : - + 4 × sehari
                        (Warna kuning)
(b)   BAB                : 1 × sehari
(5)   Aktivitas Sehari-hari
Rekreasi
Ny.S mengatakan Jarang pergi rekreasi
(6)   Kebiasaan buruk
b)      Psikologis
Psikologis Ny.S baik
c)      Sosial
Sosial Ny. S baik
(1)   Hubungan Antar Keluarga
baik
(2)   Hubungan Dengan Orang Lain
Baik

d)     Spiritual
(1)   Pelaksanaan Ibadah : S mengatakan taat beribadah
(2)   Keyakinan Tentang Kesehatan : Ny. S mengatakan yakin terhadap kesehaatan

5)      Pemeriksaan Fisik
a)      Tanda-tanda vital
-          Keadaan umum         : Baik
-          Kesadaran                  : Baik
-          Tekanan darah           : 120/80
-          Nadi                            : 68
-          Respirasi                     : 16
-          Suhu                            :36.6˚C
-          BB yang lalu              : 36
-          BB Sekarang              : 38
-          TB                               :163 cm
b)      Pemeriksaan persistem
(1)   Sistem Respirasi
Normal
(2)   Sistem Kardiovaskuler
Normal
(3)   Sistem Pencernaan
Normal
(4)   Sistem urinaria
Normal
(5)   Sistem Persyarafan
Kurang baik
(6)   Sistem Integumen
keriput
(7)   Sistem Muskuloskeletal
Baik
c)      Genogram

 

















Keterangan :
                       
=               =  laki-laki



                 =  Perempuan
                  
                 =  Klien




                   = Meninggal


                  = Tinggal serumah
    
                  = Hubungan Pernikahan
                    
                   = Hubungan Keluarga





d)     Denah rumah

        WC
              WC
 


                                                                             


        WC
              WC
 



DAPUR



                                
             
          RUANG TENGAH              
                                                       
                                                      RUANG TAMU
                                     r

RUANG TAMU
                                                                                                                     U



Ø   




KAMAR
                                                                                                           T                    B



                        B                                                                                           S

KAMAR
 







Keterangan:

                       = Pintu











a.    Pengkajian Keluarga Mandiri
Tggl
Masalah Kesehatan
Masalah Keperawatan
Keluarga Mandiri
Kesimpulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10















b.   Analisa Data
Data
Etiologi
Problem
DS:
-          Ny.S mengatakan pada saat batuk ada pengeluaran dahak dan dahaknya kental berwarna kuning
-          DO:
-          TD 120/80

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan upaya batuk buruk

DS:
-          Ny.S mengatakan lemas dan aktifitas yang ingin dia lakukansangat menggaanggunya
DO:
-          Ny.S nampak lemas


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan in adekuat oksigenasi untuk aktivitas


c.    Skoring
a.       1.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan upaya batuk buruk

No
Kriteria
Skor
Bobot
Nilai
Pembenaran
1.
Sifat masalah Skala : actual
3
1
3/3x1= 1
Masalah sudah terjadi Ny.S dengan Tbc
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
2
2/2x2= 2
Masalah mudah diubah apabila keluarga melakukan perawatan.
3.
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
2
1
2/3x1= 2/3
Masalah mudah dicegah apabila keluarga melakukan tindakan.
4.
Menonjolnya masalah Skala : masalah berat harus segera di tangani
2
1
2/2x1= 1
Masalah yang di alami Ny.S harus segera di tangani sebelum masalah menjadi lebih berat
Jumlah
42/3






1.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas
No
Kriteria
Skor
Bobot
Nilai
Pembenaran
1.
Kriteria sifat masalah : resiko
3
1
3/3x1= 1
Masalah sudah terjadi dan penyaki yg di alami sangat mengganggunya
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah
2
2
2/2x2= 2
Keluarga mampu memberikan asupan cairan yang dibutuhkan.
3.
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
3
1
3/3x1= 1
Masalah dapat dicegah karena keluarga mampu melakukan pengobatan secara rutinkhususnya pada Ny.S
4.
Menonjolnya masalah Skala : masalah tidak dirasakan
2
1
2/2x1= 1
Masalah harus segera ditangani karena beresiko menularkan pada anggota keluarga yang lain..
Jumlah
5

b.      Diagnosa Keperawatan
1.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan upaya batuk buruk
      2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas

c.       Rencana Asuhan Keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar