ASKEP
CA COLON - KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BAB I
PENDAHULUAN
Tn. Diko dirawat di Ruang Tulip dengan Keluhan tidak bisa BAB sejak 6 hari yang lalu, pada riwayat sebelumnya BAB campur darah, tidak ada nafsu makan, BB menurun. Pada pemeriksaan fisik, nampak distensi abdomen, konjungtiva pucat, pada pemeriksaan lab. HB 6 gr/dl, pemeriksaan Sigmoidoskopi menunjukan Ca. Colon.
1.1 ANALISA DATA
Data subjektif
Klien tidak bisa BAB sejak 6 hari yang laluØ
Riwayat sebelumnya BAB campur darahØ
Nafsu makan tidak adaØ
Data Objektif
BB menurunØ
Distensi abdomenØ
Konjungtiva pucatØ
HB 6 gr/dlØ
Pemeriksaan sigmoidoskopi menunjukan Ca. colonØ
1.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL
Ca. Colon
A. Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas ( FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang berseblahan (invasi 0 atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastis ).pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, mebnyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel lainnya (gale, 2000:177)
Jadi, kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
1. Diet
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
• Daging merah
• Lemak hewan
• Makanan berlemak
• Daging dan ikan goreng atau panggang
• Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
• Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
• Butir padi yang utuh
• Cairan yang cukup terutama air
2. Kelainan kolon
- Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
- Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
- Kondisi ulserative
Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
C. Patofisiologi
1. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri
2. Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
• Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika urinaria).
• Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
• Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.
D. Manifestasi klinis
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
• Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses.
Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
• Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
E. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
4. H`istopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan HB penting untuk memeriksakan kemungkinan pasien mengalami perdarahan.
F. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
• Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
• Pembentukan abses
• Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
PENYIMPANGAN KDM
Multi faktor
Disorientasi sel epitel usus
Sehingga membentuk struktur
Sel abnormal
Epitel usus bermitasis abnormal
Penebalan epitel menonjol dan meluas
Obstruksi usus Perubahan pola BAB
Colon Konstipasi
Ancaman kematian
Krng pengetahuan trhdp penyakit
Cemas
Tdk ada nafsu makan BB menurun
Asupan nutrisi in adekuat
Nutrisi krng dari kebutuhan
BAB II
PENGKAJIAN PASIEN
Nama : Tn. Diko
Diagnosa Medik : Ca. Colon
Riwayat kesehatan Sekarang :
Tn. Diko dirawat di Ruang Tulip dengan Keluhan tidak bisa BAB sejak 6 hari yang lalu, ada riwayat sebelumnya BAB campur darah, tidak ada nafsu makan, BB menurun. Pada pemeriksaan fisik, nampak distensi abdomen, konjungtiva pucat, pada pemeriksaan lab.HB 6 gr/dl, pemeriksaan Sigmoidoskopi menunjukan Ca. Colon
Riwayat kesehatan lalu: BAB campur darah
Pemeriksaan fisik :
nampak distensi abdomenü
konjungtiva pucatü
pemeriksaan penunjang :
hb 6 gr/dlü
pemeriksaan Sigmoidoskopiü
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi b/d adanya obstruksi
2. Cemas b/d ancaman kematian
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi in adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. konstipasi b/d adanya obstruksi
Tujuan : tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil : pasien dapat BAB dengan normal
Rencana Keperawatan:
Intervensi :
1. Auskultasi bising usus
Rasional : kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh efek depresan dari anastesi, ileus paralitik, inflamasi intraperitoneal, obat- obatan. Adanya bunyi abnormal menunjukan terjadinya komplikasi.
2. Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi dan jumlah
Rasional : indikator kembalinya fungsi GI, mengedentifikasi ketepatan intervensi
3. Berikan pelunak feses, supositoria gliserin sesuai indikasi
Rasional : mungkin perlu merangsang peristaltik dengan perlahan atau evakuasi feses
2. Cemas b/d ancaman kematian
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas dapat berkurang atau dapat dikontrol.
Kriteria hasil :
1. Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurang rasa takut.
2. Dapat mengungkapkan rasa takutnya
3. Tampak rileks dan melaporkan cemas berkurang
4. Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya
Rencana keperawatan :
Intervensi :
1. Evaluasi tingkat ansietas. Catat respon verbal dan non verbal pasien. Dorong ekspresi bebas dan emosi
Rasional : cemas dapat terjadi karena meningkatkan perasaan sakit, penting pada prosedur diagnostik
2. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan
Rasional : mengetahui apa yang diharapakan dapat menurunkan ansietas
3. Jadwal istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
Rasional : membatasi kelemaham, menghemat energi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi in adekuat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien mendemonstrasikan berat badan stabil.
Kriteria hasil :
1. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat
2. Menunjukan peningkatan berat badan secara bertahap.
Rencana keperawatan :
Intervensi :
1. Auskultasi bising usus
Rasional : meskipun bising usus sering tidak ada, inflamasi atau iritasi usus dapat menyertai hiperaktivitas usus.
2. Ukur lingkar abdomen
Rasional : memberikan bukti kuantitas perubahan distensi gaster atau usus dan atau akumulasi asites
3. Timbang berat badan dengan teratur
Rasinal : kehilangan atau peningkatan dini menunjukan perubahan hidrasi tetapi kehilangan lanjut didaga adanya defisit nutrisi.
4. Tambahkan diet sesuai toleransi
Rasional : kemampuan diet yang hati-hati saat masukan nutrisi dimulai dari menurunkanm risiko iritasi gaster.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
2.2 SARAN
1. Dosen : kiranya setelah mahasiswa persentase materi makalah ini, sebaiknya kembali dijelaskan agar mahasiswa lebih memahami materinya .
2. Mahasiswa : agar lebih aktif dalam forum diskusi
PENDAHULUAN
Tn. Diko dirawat di Ruang Tulip dengan Keluhan tidak bisa BAB sejak 6 hari yang lalu, pada riwayat sebelumnya BAB campur darah, tidak ada nafsu makan, BB menurun. Pada pemeriksaan fisik, nampak distensi abdomen, konjungtiva pucat, pada pemeriksaan lab. HB 6 gr/dl, pemeriksaan Sigmoidoskopi menunjukan Ca. Colon.
1.1 ANALISA DATA
Data subjektif
Klien tidak bisa BAB sejak 6 hari yang laluØ
Riwayat sebelumnya BAB campur darahØ
Nafsu makan tidak adaØ
Data Objektif
BB menurunØ
Distensi abdomenØ
Konjungtiva pucatØ
HB 6 gr/dlØ
Pemeriksaan sigmoidoskopi menunjukan Ca. colonØ
1.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL
Ca. Colon
A. Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas ( FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang berseblahan (invasi 0 atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastis ).pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, mebnyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel lainnya (gale, 2000:177)
Jadi, kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
1. Diet
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
• Daging merah
• Lemak hewan
• Makanan berlemak
• Daging dan ikan goreng atau panggang
• Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
• Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
• Butir padi yang utuh
• Cairan yang cukup terutama air
2. Kelainan kolon
- Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
- Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
- Kondisi ulserative
Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
C. Patofisiologi
1. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri
2. Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
• Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika urinaria).
• Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
• Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.
D. Manifestasi klinis
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
• Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses.
Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
• Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
E. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
4. H`istopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan HB penting untuk memeriksakan kemungkinan pasien mengalami perdarahan.
F. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
• Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
• Pembentukan abses
• Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
PENYIMPANGAN KDM
Multi faktor
Disorientasi sel epitel usus
Sehingga membentuk struktur
Sel abnormal
Epitel usus bermitasis abnormal
Penebalan epitel menonjol dan meluas
Obstruksi usus Perubahan pola BAB
Colon Konstipasi
Ancaman kematian
Krng pengetahuan trhdp penyakit
Cemas
Tdk ada nafsu makan BB menurun
Asupan nutrisi in adekuat
Nutrisi krng dari kebutuhan
BAB II
PENGKAJIAN PASIEN
Nama : Tn. Diko
Diagnosa Medik : Ca. Colon
Riwayat kesehatan Sekarang :
Tn. Diko dirawat di Ruang Tulip dengan Keluhan tidak bisa BAB sejak 6 hari yang lalu, ada riwayat sebelumnya BAB campur darah, tidak ada nafsu makan, BB menurun. Pada pemeriksaan fisik, nampak distensi abdomen, konjungtiva pucat, pada pemeriksaan lab.HB 6 gr/dl, pemeriksaan Sigmoidoskopi menunjukan Ca. Colon
Riwayat kesehatan lalu: BAB campur darah
Pemeriksaan fisik :
nampak distensi abdomenü
konjungtiva pucatü
pemeriksaan penunjang :
hb 6 gr/dlü
pemeriksaan Sigmoidoskopiü
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi b/d adanya obstruksi
2. Cemas b/d ancaman kematian
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi in adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. konstipasi b/d adanya obstruksi
Tujuan : tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil : pasien dapat BAB dengan normal
Rencana Keperawatan:
Intervensi :
1. Auskultasi bising usus
Rasional : kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh efek depresan dari anastesi, ileus paralitik, inflamasi intraperitoneal, obat- obatan. Adanya bunyi abnormal menunjukan terjadinya komplikasi.
2. Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi dan jumlah
Rasional : indikator kembalinya fungsi GI, mengedentifikasi ketepatan intervensi
3. Berikan pelunak feses, supositoria gliserin sesuai indikasi
Rasional : mungkin perlu merangsang peristaltik dengan perlahan atau evakuasi feses
2. Cemas b/d ancaman kematian
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas dapat berkurang atau dapat dikontrol.
Kriteria hasil :
1. Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurang rasa takut.
2. Dapat mengungkapkan rasa takutnya
3. Tampak rileks dan melaporkan cemas berkurang
4. Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya
Rencana keperawatan :
Intervensi :
1. Evaluasi tingkat ansietas. Catat respon verbal dan non verbal pasien. Dorong ekspresi bebas dan emosi
Rasional : cemas dapat terjadi karena meningkatkan perasaan sakit, penting pada prosedur diagnostik
2. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan
Rasional : mengetahui apa yang diharapakan dapat menurunkan ansietas
3. Jadwal istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
Rasional : membatasi kelemaham, menghemat energi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi in adekuat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien mendemonstrasikan berat badan stabil.
Kriteria hasil :
1. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat
2. Menunjukan peningkatan berat badan secara bertahap.
Rencana keperawatan :
Intervensi :
1. Auskultasi bising usus
Rasional : meskipun bising usus sering tidak ada, inflamasi atau iritasi usus dapat menyertai hiperaktivitas usus.
2. Ukur lingkar abdomen
Rasional : memberikan bukti kuantitas perubahan distensi gaster atau usus dan atau akumulasi asites
3. Timbang berat badan dengan teratur
Rasinal : kehilangan atau peningkatan dini menunjukan perubahan hidrasi tetapi kehilangan lanjut didaga adanya defisit nutrisi.
4. Tambahkan diet sesuai toleransi
Rasional : kemampuan diet yang hati-hati saat masukan nutrisi dimulai dari menurunkanm risiko iritasi gaster.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
2.2 SARAN
1. Dosen : kiranya setelah mahasiswa persentase materi makalah ini, sebaiknya kembali dijelaskan agar mahasiswa lebih memahami materinya .
2. Mahasiswa : agar lebih aktif dalam forum diskusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar